Rabu, 27 Februari 2008

Mendadak Jalan (Jalan)


Kemaren, sepulang dari kampus (dosennya ditungguin sampai jam sebelas, gak dateng-dateng) bahan bakar motr saia habis, jadi sewaktu pulang saia sempatkan dulu mengisi bbm dulu. Saat ngantri hape saia bunyi (getar lebih tepatnya), “Nomer siapa ya, ach angkat ajha lah siapa tahu penting.” Ujr saya dalam hati.

“Halo...?” jawab saia.

“Lang kau lagi dimana?” tanya suara di seberang, ternyata suara cewek.

“Ini siapa?” tanya saia.

“Rida-rida, kerumah lah sekarang jalan-jalan kita!” Oh ternyata Rida, temen SMA saia, masih ingatkan yang di posting sebelumnya.

“Beneran pulang kau, ternyata?” jawab saia, setengah gak percaya, soalnya walaupun Rida pulang ke Pekanbaru biasanya dia ke kampungnya di Sumbar sana.

“Iya, kau lagi dimana?”

“Di jalan,”

“Di jalan mana?” ugh, banyak bacrit dank!

“Di SPBU, aku lagi ngisi minyak.”

“Yawdah, ntar habis ngisi ke rumah aku langsung ya!”

“Iya, iya...!”

“Klik... tuuut....”

Ya, setelah bensin senilai sepuluh ribu terisi kedalam Honda SupraX 125 saia, saia langsung tancap ke arah kampus saia lagi, soalnya rumah Rida deket kampus saia.

Oh iya, saia sama Rida dan Ratih juga Reza (ntar ada juga dalam cerita ini) emang biasa pakai ‘kau’ dan ‘aku’, pi kalau sama mami pakai nama.

Perjalanan ke rumah Rida...

Sampai rumah Rida...

“Tiii...t” suara klakson motor saia.

“Iya... iya...” jawab suara di dalam.

“Tiiit... tiii...” suara klakson lagi, tapi yang kali ini buat iseng ajha.

“Iya, iya berisik tahu...!”

Ternyata yang bukain pintu Ratih, pantas suaranya lebih besar sedikit...!

“Ada kau juga Tih....?” tanya saia sambil menjitak kepalanya.

“Iya...”

“Nggak kuliah?”

“Belum mulai, baru kemaren bayar.”

“Alah, pun kalau kuliah kau juag malas...!”

“Gilang... kangen aku” Rida nyusul di belakang...”

“Kapan kau nyampe da...?”

“Kemaren. Masuklah, di kulkas aku lagi banyak makanan...” kata Rida. Tahu ajha dia.

Emang sich, biasanya kalau ke rumah Rida saia pasti buka kulkas dia, secara isi kulkasnya ntu gak pernah kosong (Ridanya tukang makan seh).

Masuklah saia kedalam rumahnya, ternyata ada kakaknya lagi nonton tipi (ps: bukan kakak kandung tapi kakak dari kampung.)

“Eh kak, apa kabar...” sapaku.

“Iya nich, udah lama nggak kesini. Eh iya, ada roti tuch di kulkas, ambil ajha kalau mau, di situ juga ada bembeng!” Jawabnya.

“Aman tu kak, gak perlu ditawarin.” Jawab saia tanpa rasa sungkan (emang dasar nich!)

Setelah itu saia langsung menjelajah kulkas berdua Ratih yang ternyata ngikutin saia waktu jalan menuju kulkas.

Dan kita ngobrol dech ngarol ngidul....

“Telpon Ola, Da!” kata Ratih.

“Ya, ya...”

Dan Rida menelpon Ola yang ternyata lagi ngampus dan nggak bisa ikut sama kita!

“Ola ntu sok-sok, padahal dulu dai yang ngajak cabut.” Gerutu Ratih.

“Yaudah, ajak Oom, Imam, Taufik ajha... kalau masih dikampus kita jemput ajha mereka.” kata Rida

“Kalau gitu ajak Reza sekalian.”

“Telpon orang tu lang!” kata Rida.

Dan saia mencoba menelpon mereka, dan ternyata hasilnya nihil, semua nggak bisa dihubungi.

“Hape Reza juga nggak aktif?” tanya Rida.

“Iya, lagi ngampus mungkin.” Jawab saia.

“Masa dimatiin segala hapenya?” jawab Ratih.

“Hey... Reza gitu loh..., waktu dikasih jimat sama Mami waktu Ujian dulu ajha baru 3 detik, tanganya menggeretek (menggigil, red) dan langsung dia buang.” Jawab saia sambil nginget masa ujian dulu.

“Hahaha, iya ntu.” Kata Rida, sambil ketawa.

“Yaudah kita ke UNRI ajha nyusul mereka.” Ajak Rida lagi.

Dan pergilah kami ke UNRI.

Dan seperti biasa, sambil nyetir Rida marah-marah karena ada mobil yang nyalip.

Di Jalan...

“Woi Mam, kau lagi dimana? Kami mau ke UNRI nich!” tanya Ratih,dengan suara ‘TOAK’nya, akhirnya Imam bisa di Hubungi.

“Aku mau jemput adik aku.” Jawab Imam.

“He... kami bentar lagi sampai nich.”

“Nggak bisa dowh...”

“Topik sama Oom?”

“Orang tu pergi main billiar di SKA!”

“Mati lah kalian....!” kata Ratih.

Dan tiba-tiba matilah mereka... (b’canda dink!!!)

“Coba lagi Reza.” Kata saia.

“Kau ajha lah.”

Tetep nggak nyambung.

“Oh, mungkin dia lagi praktek tuch.” Kata Rida.

“Masa, sampai dimatiin ntu hape. Atau mungkin Prakteknya di Lab. Bawah tanah kali, makanya nggak dapet sinyal.”

Sampai dech di UNRI.

Di kampus Teknik tepatnya.

Akhirnya, hapenya aktif...

“Halo,”

“Woi, kami udah di teknik nich, kau dimana. Dari tadi nggak aktif-aktif.” Jawab saia langsung.

“Iya, aku baru keluar kelas, yaudah aku turun ya...!” jawab Reza.

Beberapa menit kemudian...

“Sama siapa kau, Rida... kangen aku...” kata Reza.

“Iya... “ jawab Rida. Yaiyalah, masa yang jawab satpam...

“Kapan kesini?”

“Kemarin, tapi aku sakit makanya nggak sempet kasih tahu.”

“Pegi makan yuk, laper nich!” kata Ratih.

“Siapa lagi temen kita di kampus ne?” tanya Rida.

“Tuch Ichsan...”

Akhirnya, setelah ngalor-ngidul, kami cabut lagi kerumah Rida, soalnya Reza sama Ichsan mau narok motor mereka dulu.

Setelah sampai di Rumah Rida dan mereka memarkir motor juga semua sudah masuk kedalam mobil.

“Minjam hape San.” Kata saia.

“Nggak ach...!” jawab dia.

“Sombong, mentang-mentang tri-ji...!” goda saia sambil ngerebut hapenya.

“Mana bokepnya san?” tanya saia lagi.”

“Ah... gak ada.” Jawabnya tanpa dosa.

“Alah kau, nggak mungkin lah.” Kata saia, sambil membongkar menu hapenya. “Gak ada, nich apa?”

“Cuma satu.”

“Mau woi!” kata Ratih.

“Alah kau Tih!” kata aku.

Akhirnya saia mengirimkannya ke Ratih.

Dan Rida juga mau.

“Ih, langsung-langsung ajha dank!” kata Ratih.

“Iya nich, nggak asik. Yang semi kek!” balas saia.

“Temen aku punya yang Pitrates...” jawab Ihsan.

“Iya San, pinejm donk!” jawab saia dan Rida.

“Aku kemaren baca di Men’s Health.” Kata saia.

“Ih kalian ni, apa scih enaknya?” tanya Reza (sok) lugu.

“Aku penasaran ajha, sekarang banyak bokep yang ceritanya judul-judul terkenal, kaya’ Pirates, Hercules, Tarzan, Zorro, banyak dech.” Jawab saia

“Ah, di MP banyak DVDnya.”

“Hah, dimananya?”

“Di toko CD yang berhadapan itu, tapi sebelah kanannya! Banyak tuch, satu DVD bisa lima sampai sepuluh film!”

“Ke MP kita yuk, tapi kau yang beli ya San.” Kata Rida.

“Kau da, ingat jilbab!”

“Cuma penasaran ajha kok!”

Dan kita pergi makan dulu di Gobin...

Saat mesan...

“Da... Uda...” kata Rida.

“Kok Dada rich Da?” tanya saia.

“Emang kan, disini di panggil Uda!” jawabnya.

“Alah aku biasanya Abang ajha!”

“Da... Ayam bakar ya Mas...” katanya dengan pede.

“Hakz, konsisten donk, katanya Uda ujungnya, Mas...”

Dan akhirnya kejadian itu kita bicarain dan jadi lucu-lucuan hingga seterusnya.

Dan kita cabut ke MP.

Dan langsung masuk ke toko tersebut.

Dan kita Cuma lihat-lihat, tenyata emang dipajang di raknya bagian depan lagi!

Dan Rida Cuma beli Cinemagz.

Dan kita keluar toko, dan pulang.

“Kok nggak jadi, Da?” tanya Ihsan.

“Eh... aku pake jilbab gini!”

“Kan mbaknya nggak kenal” kata ihsan.

“Eh... maunya pura-pura nelpon suami dah waktu mau bayar. Jadi mbaknya nggak curiga!” kata saia.

“Tampang aku kan masih muda, nggak cocok lah!”

“Ngomong kau...”

Dan pulang lah kami ke rumah Rida.

Dan ngobrol ngalor-ngidul lagi lah kami disana.

Cuaca mendung nich, lagian udah setengah enam. Nggak kerasa yak, dari tadi siang padahal...

Dan pulanglah kami kerumah.

Eh... saia mapir dulu kerumah Ihsan..., tahukan ngapain...!

0 Comments:

 

blogger templates 3 columns | Make Money Online